Awas Ketinggalan! 5 Masjid Paling Ikonik di Singapura yang Wajib Anda ‘Jelajahi’ 

masjid di singapura

Singapura, negeri mungil dengan denyut kosmopolitan yang kencang, menyimpan kekayaan budaya dan sejarah yang memukau. Di tengah gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan modern, berdiri kokoh masjid-masjid bersejarah yang bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu multikulturalisme dan arsitektur yang memesona.

Walau Islam merupakan minoritas disini, namun Negara dan warga lokalnya sangat menjunjung toleransi. Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sekaligus dijadikan tempat wisata religius. Muslim dan non Muslim bebas keluar masuk selama pada jam yang ditentukan.

Kamu bisa baca disini untuk perkembangan Masjid di wilayah Singapura

Jadi buat kamu yang Muslim, dan mungkin baru pertama kali ke SIngapura tidak perlu bingung mencari Masjid saat melancong ke Singapura. Ini dia 5 Masjid dengan arsitektur bergaya modern mewah di Negara Singa.

1. Sultan Mosque (Kampong Glam)

Sultan Mosque atau Masjid Sultan adalah sebutan yang sudah pasti terlintas ketika melihat bangunannya. Masjid terkemuka ini berdiri megah di Kampong Gelam, kawasan bersejarah yang kaya akan budaya Melayu Arab. Didirikan sejak 1824, arsitektur Indo-Saracenic (perpaduan India dan Persia) yang ada pada hari ini adalah hasil restorasi tahun 1932.

Semua orang memuji kubah emas raksasanya, tapi kamu tau gak cerita di balik pondasi kubah tersebut?

Saat rekonstruksi, arsitek cerdas yang bernama Denis Santry memutuskan untuk menggunakan ratusan bagian bawah botol kaca di dasar kubah utamanya. Botol-botol ini adalah donasi dari para umat Muslim di Singapura yang secara ekonomi saat itu masih berjuang mati-matian. Tujuannya adalah supaya semua lapisan masyarakat dari berbagai starta ekonomi merasa ada kontribusi dalam pembangunan masjid terbesar di negeri mereka. Keren ya?

Kamu bisa dengan leluasa beribadah di Masjid Sultan, mereka membukanya untuk umum. Tapi buat kamu yang sedang berhalangan atau non muslim, Masjid Sultan ini menyediakan mini tour yang menjelaskan sejarah dari setiap ruangannya.

Setelah dari Sultan Mosque, kamu bisa langsung melipir ke Haji Lane atau Arab Street. Ada banyak mural keren disini untuk mengisi galerimu jadi tambah artsy! Tidak cuma itu, toko oleh-oleh mulai dari snack, tekstil khas Melayu, parfum, dan souvenir lainnya juga ada di area sini. Kamu bisa beli bermacam-macam oleh-oleh khas Singapura, dari yang mainstream sampai yang unik. 

Operasional Sultan Mosque 

  • Alamat: 3 Muscat Street, Singapura 198833.
  • Gmap: https://maps.app.goo.gl/uYhANcnX62is6Cba9 
  • Jam kunjungan: Senin-Kamis 10.00-12.00 dan 14.00-16.00. Jumat 14.30-16.00.
  • MRT terdekat: Stasiun Bugis keluar ke exit B dan stasiun Jalan Besar.

2. Masjid Abdul Gafoor (Little India)

Dari vibe Arab, ayo pindah ke suasana ke India. Di jantung Little India, kamu akan terkesima dengan Masjid Abdul Gafoor. Dindingnya didominasi warna kuning dan hijau yang ceria, terlihat kontras dengan kuil Hindu di sekitarnya. Dibangun pada 1907 oleh Muslim Tamil, masjid ini adalah Monumen Nasional dengan gaya Indo-Saracenic ekstrem, berpaduh indah dengan elemen India Selatan, Mughal, dan Neo-Klasik Eropa.

Saat masuk ke Masjid Abdul Gafoor, kamu wajib menengok ke atas pintu masuk! Kamu akan melihat pola sunburst yang indah disertai kaligrafi 25 nama Nabi. Pastikan abadikan momenmu disini. Kamu juga bisa mengambil foto dari seberang Dunlop Street ke arah Masjid, untuk mendapatkan gambar full frame Masjid yang ada sejak awal 1900an ini.

Keunikan lainnya dari Masjid Abdul Gafoor adalah merupakan salah satu dari sedikit masjid di Singapura yang seluruh kegiatannya, baik selama ibadah dan diluar itu masih menggunakan Bahasa Tamil.

Operasional Masjid Abdul Gafoor

  • Alamat: 41 Dunlop St, Singapore 209369
  • Gmap: https://maps.app.goo.gl/Jixg6yNnMRkTgE3T7 
  • Jam kunjungan: Setiap hari: 10.00-17.00 (tetap dibuka waktu Shalat, jaga ketenangan saat jam ibadah)
  • MRT terdekat: Stasiun MRT Rochor exit B dan stasiun Jalan Besar exit A.

3. Masjid Jamae (Chulia)

Sumber: https://www.visitsingapore.com/

Tidak jauh dari Kuil Sri Mariamman di Chinatown, berdiri Masjid Jamae. Dibangun pada tahun 1826 oleh komunitas Muslim Tamil (yang dikenal sebagai Chulia) dari India Selatan, masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Singapura dan dinobatkan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1974. 

Jika Masjid Sultan dan Masjid Abdul Gafoor telah mengalami rekonstruksi besar, Masjid Jamae (Chulia) dikenal karena otentisitasnya yang terjaga. Masjid ini belum pernah dibangun kembali, struktur aslinya yang ada sejak awal abad ke 19 masih berdiri kokoh. Gak heran  bangunan suci ini seperti kapsul waktu sejarah di tengah area Chinatown yang ramai.

Arsitekturnya menampilkan gaya India Selatan yang sangat khas, dengan menara kembar yang diapit di pintu masuk, sangat kontras mencolok dengan kuil-kuil Cina di sekitarnya. Snagat menggambarkan toleransi antar umat beragama di Singapura bukan?

Setelah dari sini kamu bisa mampir ke rumah ibadah lain untuk melakukan wisata reiligi berikutnya, yaitu Kuil Sri Mariamman dan Buddha Tooth Relic Temple. Galerimu akan dipenuhi keindahan lintas agama yang memiliki keunikan masing-masing. Nah, kalau kamu lapar, pas banget nih lokasi ini dekat dengan Maxwell Food Center, hawker food dengan harga yang terjangkau.

Operasional Masjid Jamae (Chulia)

  • Alamat: 218 South Bridge Rd, Masjid Jamae, Singapore 058767
  • Gmap: https://maps.app.goo.gl/6VvsyhMESQTdRXpp6
  • Jam kunjungan: Setiap hari: 09.00-18.00 (untuk yang tidak beribadah, sebaiknya jangan datang saat jam ibadah)
  • MRT terdekat: Stasiun MRT Chinatown.

4. Masjid Al-Amin

Nah sekarang Lensa Jalan akan membawa membawa kamu ke area perumahan Telok Blangah untuk melihat Masjid Al-Amin. Dibangun pada tahun 1991, masjid ini menampilkan arsitektur modern yang berani dengan sentuhan tradisional.

Masjid Al-Amin terinspirasi oleh arsitektur klasik Melayu dan Minangkabau dari Sumatera. Fasad dan atap bertingkat lima yang khas, merepresentasikan lima rukun Islam dan membuatnya menonjol dari bangunan perumahan bertingkat tinggi di sekitarnya. Ini adalah bentuk perpaduan harmonis antara modernitas dan warisan budaya Melayu Nusantara.

Masjid ini merupakan contoh vitalitas masjid-masjid  yang ada di Singapura saat ini. Masjid Al-Amin berfungsi sebagai pusat komunitas, Mereka menawarkan Madrasah di akhir pekan dan kelas pengetahuan Islam untuk sekitar 600 anak. 

Setelah darisini, kamu bisa melanjutkan langkah kakimu ke Kampong Glam. Lokasi ini merupakan salah satu kawasan bersejarah perpaduan Melayu Muslim yang ada di Singapura. Kamu bisa melihat berbagai arsitektur unik di setiap bangunan sekitarnya. Nikmati juga berbagai makanan halal yang tersedia di area ini.

Operasional Masjid Al-Amin

  • Alamat: 50 Telok Blangah Way, Singapore 098801
  • Gmap: https://maps.app.goo.gl/oxHJp7V9HmerBdqd7 
  • Jam kunjungan: Bebas 24 jam, tapi jika bertujuan tidak beribadah kunjungi di luar waktu ibadah.
  • MRT terdekat: Stasiun MRT Harbourfront.

5. Masjid Hajjah Fatimah

Sumber: Net TV

Masjid ini dinamai dari Hajjah Fatimah, seorang saudagar Melayu yang menyumbangkan tanahnya. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1846, arsitekturnya dirancang oleh John Turnbull Thomson, menggabungkan pengaruh Moor, Eropa, dan elemen ubin porselen gaya Tiongkok.

Dibalik kedermawanannya, rupanya Hajjah Fatimah berniat membangun Masjid juga sebagai bentuk syukur kepada Allah karena telah diselamatkan dari perampokan dan pembakaran. Masjid Hajjah Fatimah kemudian menjadi simbol perjuangan dan kontribusi wanita muslim dalam pembangunan Singapura.

Masjid Hajjah Fatimah sering disebut memiliki “Menara Miring Singapura”, karena menara utamanya sedikit miring (mirip Menara Pisa). Namun kemiringan ini bukan karena disengaja ya, tapi diperkirakan akibat pergeseran tanah. Keunikan ini menjadikannya landmark yang berbeda di area Beach Road. 

Masjid ikonik ini dekat dengan kawasan Kampong Glam. Kamu bisa mampir ke musemnya untuk menambah wawasan sejarah budaya Melayu di Singapura. Lanjutkan dengan ke Arab Street dan Haji Lane untuk berburu souvenir yang bisa kamu bawa pulang ke Indonesia.

Operasional Hajjah Fatimah

  • Alamat: 4001 Beach Rd, Singapore 199584 
  • Gmap: https://maps.app.goo.gl/Rq9MDswJ9HRSjVd19 
  • Jam kunjungan: Setiap hari jam 09.00-17.00 (untuk non Muslim hanya bisa akses area luar dan beranda)
  • MRT terdekat: Stasiun MRT Jalan Besar.

Meskipun Singapura adalah Negara dimana Islam adalah minoritas, tapi mereka memperlakukannya adil. Masjid di dukung untuk berdiri kokoh, bahkan memiliki nilai sejarah yang menjadi bagian dalam pembangunan Singapura.

Saat kamu kesana, jangan lupa untuk berpakaian sopan ya. Lebih baik jika menggunakan lengan panjang dan celana atau rok semata kaki. Gunakan alas kaki yang nyaman supaya bisa puas menelilingi area Masjid. Dan jika tujuanmu untuk beribadah, pastikan jam Shalatnya melalui Google supaya tidak salah.

Setelah wisata religi, tidak ada salahnya kamu coba wisata kuliner khas Singapura. Mulai dari makanan berat, hingga dessert yang antimainstream rekomendasi warga lokal Singapura. Sebab Negara Singa ini memang layak untuk dijelajahi.

FAQ

Apakah non-Muslim boleh masuk ke Masjid Sultan Singapura?

Ya, non-Muslim sangat boleh untuk masuk dan mengunjungi Masjid di luar waktu shalat. Pengunjung diharapkan berpakaian sopan (menutup bahu dan lutut). Jubah sering disediakan secara gratis di pintu masuk. Selain itu, terdapat tur berpandu yang informatif dan ramah non-Muslim yang tersedia pada jam-jam kunjungan.

Masjid apa yang tertua di Singapura?

Masjid tertua yang tercatat di Singapura adalah Masjid Omar Kampong Melaka, yang didirikan pada tahun 1820. Masjid ini didirikan setahun setelah Sir Stamford Raffles mendirikan pos perdagangan Inggris di Singapura.

Di mana letak Masjid Sultan?

Masjid Sultan terletak di 3 Muscat Street, Singapura 198833, di jantung distrik bersejarah Kampong Gelam (sering disebut Arab Quarter). Lokasinya sangat dekat dengan tempat-tempat populer seperti Arab Street dan Haji Lane.

Apa yang unik dari arsitektur Masjid Sultan?

Keunikan utamanya terletak pada kubah emas raksasanya yang memiliki dasar yang terbuat dari ratusan bagian bawah botol kaca yang didonasikan oleh masyarakat Muslim berpenghasilan rendah. Selain itu, arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Indo-Saracenic, yang mencerminkan pengaruh India dan Persia.

Leave a Reply

Proceed Booking