museum dan galeri di singapura

Kalau kamu pecinta seni dan budaya, dan sedang atau akan berlibur di Singapura, Lensa Jalan mau infokan museum dan galeri yang bisa memuaskan jiwa seni, serta menambah wawasan kamu tentang budaya setempat. 

Seringkali wisatawan datang ke Singapura karena ingin menikmati hidup yang lebih modern sesaat, rindu dengan suasana negara Singa ini, atau karena tertarik melihat postingan orang lain. 

Tapi kali ini, Lensa Jalan mau membawa kalian yang punya jiwa seni keliling ke museum dan galeri keren di Negara dengan larangan-larangan unik ini.

Kenapa Museum & Galeri di Singapura Layak Dikunjungi?

Data dari National Heritage Board menyebut bahwa institusi museum awam di Singapura menerima kenaikan besar jumlah pengunjung, dari 2 juta pengunjung pada 2012 menjadi 5,7 juta pada 2019 sebelum pandemi. 

Bahkan National Gallery Singapore mencatat lebih dari 3,59 juta pengunjung online dan visit dalam satu periode terakhir, ini merupakan jumlah tertinggi sejak pertama kali dibuka..

Dari data ini kamu bisa tau, bahwa kunjungan ke museum dan galeri di Singapura sudah menjadi bagian itinerary turis. Selain menambah wawasan kamu mengenai budaya, juga meningkatkan cita rasa senimu. Bukankah seru kalau liburan tapi sekaligus bisa belajar dengan cara yang menyenangkan? Terlebih lagi tempat berseni ini juga bisa menjadi liburan yang ramah anak loh!

3 Museum atau Galeri Utama yang Lensa Jalan Kunjungi

Saya menyarankan tiga destinasinya yang berbeda karakter, agar kamu bisa memilih sesuai minat dan waktu. Saya cerita pengalaman saya sendiri, plus kelebihan tiap tempat, dan catatan pentingnya.

1. National Gallery Singapore (NGS)

Kalau kamu mencari pengalaman liburan yang memadukan seni, sejarah, dan budaya, maka National Gallery Singapore (NGS) wajib banget masuk daftar kunjunganmu. Lensa Jalan sudah pernah menghabiskan satu sore di sana, dan jujur ini bukan cuma sekadar museum, tapi perjalanan menyelami jiwa kreatif Asia Tenggara di tengah gemerlap kota Singapura.

Begitu melangkah masuk ke gedung megah bekas City Hall dan Supreme Court yang kini disulap menjadi galeri modern, kamu langsung disambut oleh arsitektur kolonial yang berpadu indah dengan desain kontemporer. Cahaya alami menembus kaca tinggi di atrium utama, menciptakan suasana tenang tapi tetap berwibawa khas museum. NGS memang tempat sempurna buat menikmati karya seni sambil menenangkan pikiran dari hiruk pikuk Orchard Road.

Lensa Jalan sempat duduk di area rooftop-nya yang menghadap ke Padang, lapangan besar di depan galeri. Dari atas, kamu bisa melihat gedung-gedung ikonik Singapura, sambil menyeruput kopi dari café di lantai atas. Rasanya seperti menikmati slow living yang di idam-idamkan kaum milenial saat ini.

Menurut data resmi dari National Gallery Singapore, galeri ini menyimpan lebih dari 8.000 karya seni Asia Tenggara, menjadikannya salah satu koleksi publik terbesar di kawasan ini. Kamu bisa melihat karya seniman ternama seperti Raden Saleh dari Indonesia, Nguyen Phan Chanh dari Vietnam, hingga Cheong Soo Pieng dari Singapura.

Yang paling Lensa Jalan suka adalah bagaimana setiap galeri punya alur cerita tersendiri, bukan sekadar menampilkan lukisan, tapi menjelaskan bagaimana seni berevolusi seiring perubahan sosial dan politik di Asia Tenggara. Rasanya seperti membaca buku sejarah, tapi dalam bentuk visual yang hidup.

Tips dari Lensa Jalan:

  • Datang sekitar jam 4 sore, supaya kamu bisa menikmati galeri dengan cahaya alami terbaik dan sekalian melihat sunset dari rooftop.
  • Jangan lupa download panduan digital NGS, karena tiap ruangan punya tema berbeda yang menarik untuk dijelajahi dengan narasi interaktif.
  • Bawa botol air minum sendiri, karena NGS ramah lingkungan.
  • Gunakan sepatu yang nyaman, karena areanya luas banget!

Keterangan tambahan:

  • Jam operasional: Senin-Kamis dan Minggu jam 10.00-19.00. Jumat dan Sabtu jam 10.00-22.00.
  • Harga tiket: mulai dari Rp 200.000an, bisa cek di Official Website dan OTA.

2. Singapore Art Museum (SAM)

Singapore Art Museum (SAM) juga merupakan destinasi wajib buat kamu yang suka seni dan budaya. Lensa Jalan masih ingat pengalaman pertama kali ke sana, bukan sekadar melihat lukisan di dinding, tapi benar-benar merasakan “denyut seni kontemporer Asia Tenggara” dari dekat.

Waktu itu Lensa Jalan berkunjung ke SAM di Tanjong Pagar Distripark, lokasi baru mereka yang berada di kawasan pelabuhan. Dari luar terlihat seperti gudang industri biasa, tapi begitu masuk, suasananya berubah total. Dinding putih tinggi, ruang terbuka luas, dan instalasi seni raksasa yang bikin saya berhenti melangkah sejenak.

Salah satu karya yang paling membekas adalah instalasi multimedia tentang perubahan iklim ruangan gelap dengan layar melingkar 360 derajat, suara hujan dan angin seperti nyata. Berdiri di tengahnya membuat merasa seperti ikut terhanyut dalam cerita.

Menurut National Heritage Board, Singapore Art Museum memang dirancang untuk memamerkan karya seni kontemporer Asia Tenggara yang terus berkembang. Itu artinya, pamerannya berganti secara berkala, setiap kunjungan bisa memberi pengalaman berbeda. Jadi kalau kamu balik lagi ke Singapura, silahkan kembali kesini.

Selain pameran utama, ada juga workshop interaktif, ruang komunitas, dan program edukasi yang sering diadakan bersama seniman lokal. Jadi kalau kamu datang bersama teman atau keluarga, selalu ada hal baru untuk dijelajahi.

Saran dari Lensa Jalan, datanglah pagi atau sore biar bisa menikmati ruangan dengan lebih tenang. Kamu perlu cek situs resmi singaporeartmuseum.sg untuk tahu pameran apa yang sedang berlangsung. Kalau kamu bukan pecinta seni berat, gak apa, cukup datang dengan rasa ingin tahu. Banyak karya di sini yang “berbicara” lewat pengalaman, bukan teori.

Keterangan tambahan:

  • Jam operasional: Senin-Kamis dan Sabtu-Minggu jam 10.00-19.00. Jumat jam 10.00-21.00.
  • Harga tiket: mulai dari Rp 120.000an, bisa cek di Official Website dan OTA.

3. Asian Civilisations Museum (ACM)

Kalau kamu ingin liburan di Singapura yang gak cuma seru tapi juga membuka wawasan, Asian Civilisations Museum (ACM) adalah tempat yang bisa kamu kunjungi. Datang saat  pagi hari, udara masih sejuk, dan museum ini terasa seperti pintu waktu yang membawa saya menjelajahi peradaban Asia dari berabad-abad lalu.

Begitu melangkah masuk ke dalam gedung berarsitektur kolonial elegan di tepi Singapore River, Lensa Jalan langsung merasa seperti sedang berada di perjalanan sejarah. Dari luar, bangunannya tampak klasik, tapi di dalamnya penuh dengan koleksi modern, interaktif, dan tertata rapi.

Salah satu pameran yang paling membekas adalah Tang Shipwreck Gallery, yang menampilkan artefak dari kapal dagang abad ke-9 yang ditemukan di Laut Jawa. Melihat porselen kuno dan emas dari berbagai kerajaan Asia Tenggara membuat saya kagum bagaimana jalur perdagangan dulu menyatukan banyak budaya, termasuk Indonesia.

Duduk di balkon belakang yang menghadap ke sungai, sambil menikmati suasana tenang di tengah hiruk pikuk kota. Rasanya seperti refleksi kecil tentang betapa panjangnya perjalanan sejarah Asia, dan bagaimana Singapura menjadi titik temu berbagai peradaban itu.

Menurut National Heritage Board, Asian Civilisations Museum berfokus pada warisan budaya Asia, mulai dari Tiongkok, Asia Tenggara, hingga India. Koleksinya menyoroti bagaimana interaksi perdagangan, agama, dan seni membentuk identitas kawasan ini selama berabad-abad.

Selain koleksi permanen, ACM juga sering menggelar pameran temporer dan kegiatan budaya seperti lokakarya kaligrafi, pertunjukan musik tradisional, dan tur edukatif yang bisa kamu ikuti.

Tips dari Lensa Jalan, datang saat pagi agar bisa menikmati suasana tenang dan pencahayaan alami di ruang pamer. Gunakan audio guide digital gratis di situs resmi ACM, ini sangat membantu memahami konteks tiap koleksi. Dan setelah keluar museum, kamu bisa langsung jalan santai ke Boat Quay atau Clarke Quay untuk makan siang di pinggir sungai.

  • Jam operasional: Senin-Kamis dan Sabtu-Minggu jam 10.00-19.00. Jumat jam 10.00-21.00.
  • Harga tiket: mulai dari Rp 170.000an, bisa cek di Official Website dan OTA.

Tips Praktis untuk Kamu yang Mau ke Singapura Khususnya Mengunjungi Museum dan Galeri

  • Datanglah pada pagi hari agar bisa menikmati museum atau galeri dengan lebih tenang.
  • Beli tiket online di OTA bisa lebih murah, tapi beberapa museum menyediakan diskon di waktu tertentu di official websitenya.
  • Gunakan pakaian santai tapi sopan, karena museum merupakan lokasi wisata indoor dan ber AC.
  • Jangan lupa powerbank untuk menjaga HP mu tetap nyala, karena kebanyakan museum menggunakan sistem pembayaran digital.
  • Sisakan waktu minimal 2–3 jam untuk satu museum agar tidak terburu-buru.
  • Untuk foto yang estetik, bisa di NGS rooftop atau galeri besar SAM saat cahaya alami masuk di sore hari.

FAQ (Pertanyaan Umum)

Q: Apakah semua museum di Singapura gratis?
Tidak semua gratis. Beberapa museum menawarkan free admission untuk penduduk lokal atau hari tertentu, tapi bagi wisatawan internasional biasanya ada tiket masuk. Pastikan cek situs resmi masing-museum.

Q: Waktu terbaik kapan untuk berkunjung?
Pagi hari saat buka langsung atau sore hari 1–2 jam sebelum tutup bisa lebih tenang. Hindari jam ramai liburan atau akhir minggu jika ingin suasana lebih rileks.

Q: Apakah saya perlu mengunjungi banyak museum dalam satu hari?
Bisa, tapi jangan terlalu padat. Lebih baik pilih 1 atau 2 museum dengan alokasi waktu bagus daripada buru-buru ke banyak tempat tapi nggak menikmati.

Q: Apakah cocok untuk keluarga atau anak-anak?
Ya, banyak museum punya area interaktif (misalnya SAM atau ACM) dan sangat cocok untuk anak. Tapi jika anak masih kecil, pilih museum yang ruangannya tidak terlalu panjang dan melek stroller.

Kesimpulan

Jadi, kalau kamu sedang merencanakan kunjungan ke Singapura, kemudian tertarik dengan museum dan galeri, kamu sudah punya gambarannya kan. Dengan banyaknya wisata di Singapura, termasuk bagi pecinta seni, tentu membuat panjang list alasan Singapura banyak diminati turis.

Semoga pengalaman dari Lensa Jalan ditambah data resmi dan tips praktis, tulisan ini bisa jadi referensi yang lebih lengkap dan personal.

Pilih museum yang sesuai minat kamu, apakah seni kontemporer, warisan budaya, atau koleksi besar seni Asia Tenggara, dan nikmati pengalaman yang tidak sekadar lihat lukisan, tapi turut merasakan cerita di balik karya dan bangunan.Selamat menjelajah!

Adakah disini yang pecinta seni? Ayo rekomendasikan Galeri dan museum favorit kamu disini!

Leave a Reply

Proceed Booking