Berdasarkan data dari Singapore Tourism Board (STB), Chinatown konsisten menjadi salah satu dari 5 distrik yang paling banyak dikunjungi wisatawan internasional setiap tahunnya. Mengapa? Karena disinilah tradisi kuno berpadu sempurna dengan modernisasi.
Gak cuma itu, disini juga menjadi lokasi bukti adanya multikulturalisme di Negara Singa ini. Dari area yang nampak megah, kamu seperti memasuki lorong waktu ke China zaman dulu.
Chinatown di sebagian mata para turis adalah pasar yang menjual aneka street food dan souvenir khas Singapura. Tapi ternyata kamu bisa jelajahi lebih daripada itu! Ada banyak tempat keren disini yang cocok untuk mengisi itinerary kamu!
Mari kita bedah kegiatan seru apa saja yang wajib kamu lakukan!
1. Wisata Budaya & Sejarah (The Soul of Chinatown)
Buat kamu traveller pecinta seni dan budaya, Chinatown adalah tempat yang tepat untuk kamu singgahi. Ada apa aja sih disini?
Buddha Tooth Relic Temple & Museum

Begitu melangkah ke Buddha Tooth Relic Temple & Museum di Chinatown, aroma dupa langsung menyambut. Bangunannya megah banget, merah, emas, dan detail arsitekturnya bikin Lensa Jalan sempat berhenti cuma buat lihat dari luar. Saat masuk, suasananya berubah jadi tenang. Lantunan doa pelan-pelan terdengar, dan rasanya kayak semua “suasana” kota mendadak hilang.
Lensa Jalan naik ke lantai atas, tempat sacred Buddha Tooth Relic disimpan. Ruangannya berkilau penuh ornamen emas, tapi tetap terasa damai. Di museum, ada banyak artefak Buddha dari berbagai negara, jadi kamu bisa cari tahu sejarahnya sambil jalan santai.
Kalau lagi ke Singapura, mampirlah sebentar. Sekedar duduk di pelatarannya aja udah bikin hati adem. Tempat ini cocok banget buat kamu yang suka spot budaya, foto cantik, atau sekedar cari ketenangan di tengah kota.
Buddha Tooth Relic Temple & Museum buka setiap hari jam 07.00 – 17.00, masuk gratis. Gunakan pakaian yang sopan jika kamu datang kesini. Dan dilarang membawa hewan peliharaan ya!
Sri Mariamman Temple

Hanya berjarak 2 menit dari Buddha Tooth Relic Temple & Museum, kamu bisa melihat Sri Mariamman Temple di jantung Chinatown, Singapura. Mata langsung disambut oleh gapura gopuram yang penuh patung warna-warni. Detailnya luar biasa, setiap figur seperti punya cerita sendiri. Begitu masuk ke halaman kuil, terdengar dentingan lonceng dan lantunan mantra yang menciptakan suasana sakral tapi tetap ramah untuk pengunjung.
Di dalam, para pemeluk Hindu sedang berdoa, membawa bunga, dan membakar dupa. Aromanya lembut, bikin suasana terasa lebih khusyuk. Lensa Jalan berjalan pelan, memperhatikan ukiran-ukiran dewa dan dewi yang menghiasi setiap sudut. Meski ramai, vibe nya tetap menenangkan.
Kuil ini bukan cuma tempat ibadah, tapi juga potret budaya India yang sangat hidup di Singapura. Kalau kamu suka sejarah, seni, atau sekadar ingin melihat sisi lain dari kota modern ini, Sri Mariamman Temple wajib masuk itinerary.
Sri Mariamman Temple buka setiap hari, dari jam 06.00 – 12.00, dan 17.00 – 21.00, masuknya gratis.
Chinatown Heritage Centre

Baru saja Lensa Jalan masuk ke Chinatown Heritage Centre, dan rasanya seperti ditarik mundur ke masa lalu Singapura. Di dalam bangunan ruko tua ini, kamu bisa lihat langsung bagaimana para imigran Tiongkok hidup puluhan tahun lalu.
Kamarnya kecil, barang-barangnya sederhana, tapi penuh cerita. Lensa Jalan melangkah pelan sambil membaca tiap panel, dan jujur ini bisa membuat kamu lebih mengerti beratnya perjuangan mereka waktu itu.
Setiap ruangan dibuat ulang dengan detail yang rapi banget, dari tempat tidur besi sampai dapur sempit.
Chinatown Heritage Centre buka setiap hari, dari jam 10.00 – 18.00. Tiket masuknya mulai dari SGD 15 saja.
2. Jelajah Kuliner: Dari Michelin Bib Gourmand hingga Makanan Halal
Jujur saja, alasan utama Lensa Jalan ke Chinatown adalah makanannya. Siapa yang tidak tau area ini punya banyak kuliner yang memanjakan lidah?
Berikut rekomendasi dari Lensa Jalan.
Maxwell Food Centre
Jangan mengaku ke Chinatown kalau belum ke sini. Kamu wajib coba Tian Tian Hainanese Chicken Rice. Antreannya memang gila, tapi daging ayamnya yang super lembut sepadan dengan usahanya. Nasinya pun gurih, aroma jahe dan kaldu ayamnya sukses bikin lapar.
Kalau kamu merasa antrean Tian Tian terlalu panjang, kedai Ah Tai di sebelahnya adalah mantan koki Tian Tian, dan punya rasa yang mirip!
Kuliner Ramah Muslim (Halal Food)
Banyak yang mengira susah cari makanan halal di sini, apalagi mengingat namanya Chinatown yang tentu identik dengan makanan yang tidak Halal bagi Muslim. Tapi Lensa Jalan mau kasih kamu resto Halal yang makanannya gak kaleng-kaleng.
Segar Restaurant

Kalau kamu ke Segar Restaurant, kamu wajib coba Nasi Goreng Ikan Bilis dan Ayam Panggang. Keduanya punya aroma yang langsung bikin lapar lagi. Nasi gorengnya gurih, porsinya pas, dan ikan bilisnya renyah banget. Ayam panggangnya lembut, bumbunya meresap, dan ada sedikit sentuhan smoky yang bikin makin mantap.
Restoran ini suasananya santai, cocok buat makan siang cepat atau makan malam santai bareng teman. Pelayanannya juga ramah, jadi kamu nggak bakal bingung meskipun baru pertama kali datang.
Segar Restaurant buka setiap hari dari jam 11.00 – 22.00.
Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles

Di Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles kamu harus coba semangkuk mie nya yang hangat dan nendang. Lensa Jalan pesan Signature Lanzhou Beef Noodles. Kuahnya bening tapi rasanya dalem banget, gurih, wangi rempah, dan bikin nyaman dari sendokan pertama.
Daging sapinya lembut, potongannya tipis-tipis, dan gampang digigit. Mie nya juga fresh dan kenyal.
Yang bikin makin enak adalah taburan cabai khas mereka. Pedasnya nggak berlebihan, tapi cukup buat bikin tiap suapan terasa hidup. Jujur, ini salah satu mie kuah terenak yang Lensa Jalan makan di Singapura.
Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles buka setiap hari dari jam 10.00 – 22.00.
3. Berburu Foto di Spot Instagramable (Street Art)
Chinatown adalah galeri seni terbuka. Lupakan foto turis biasa, cari lokasi ini!
Mohammed Ali Lane

Saat pertama kali jalan ke Mohammed Ali Lane, Lensa Jalan melihat gang kecil ini penuh mural warna-warni yang langsung bikin berhenti dan keluarkan kamera. Setiap dinding punya cerita seni yang kuat. Mulai dari lukisan suasana pasar tempo dulu sampai karakter ikonik yang bikin lorong ini terasa hidup. Rasanya kayak masuk galeri seni outdoor yang gratis.
Yang paling Lensa Jalan suka, muralnya detail banget. Kalau kamu suka foto yang estetik, tempat ini surga. Cahaya di sore hari juga bagus banget buat foto, warnanya jadi lebih hangat dan mural nya terlihat lebih pop.
Temple Street

Sumber: www.visitsingapore.com
Jalan ini punya vibe yang unik, kombinasi ruko-ruko heritage dengan warna pastel. Ada lampion – lampion yang menggantung di atas, dan beberapa mural kecil yang bikin suasananya makin terasa seni. Lensa jalan sempat berhenti beberapa kali cuma buat ngambil foto façade toko – toko tua yang cantik banget.
Di beberapa sudut, ada spot foto yang estetik, mulai dari pintu kayu tua, jendela warna-warni, sampai lorong-lorong kecil yang punya nuansa Chinatown lama. Kalau kamu suka foto dengan latar budaya dan warna yang khas, Temple Street itu cocok banget.
Keong Saik Road

Keong Saik Road punya suasana kayak lagi di lokasi foto editorial. Deretan ruko heritage dengan warna – warna soft, dipadu café modern dan papan neon stylish, bikin setiap sudutnya kelihatan artsy banget. Lensa jalan beberapa kali berhenti cuma buat motret fasad bangunan yang punya detail cantik dan tone warna yang super fotogenik.
Vibe Keong Saik Road itu campuran antara vintage dan modern. Ada spot mural kecil, ada bangunan kolonial yang terawat, dan kalau kamu foto di tengah jalan saat sepi, hasilnya langsung kayak postcard.
4. Belanja Murah & Oleh-Oleh
Tentunya gak afdol kalau ke daerah Chinatown tanpa berbelanja. Selain banyak pilihan, tempat ini juga menawarkan harga yang murah dibanding lainnya.
Pagoda Street
Saat Lensa Jalan berjalan di Pagoda Street, pengalaman belanjanya benar-benar menyenangkan. Deretan toko souvenir, aksesori, dan pernak-pernik khas Chinatown membuat betah berhenti di setiap kios. Lensa Jalan sempat membeli gantungan kunci dan kaos bertema Singapura. Harganya cukup terjangkau, dan penjualnya pun ramah saat aku menawar.
Yang membuat Pagoda Street menarik adalah variasi barangnya. Kamu bisa menemukan magnet, kipas, kerajinan tangan, sampai camilan lokal. Suasananya ramai tetapi tetap tertib, jadi enak untuk eksplor sambil memilih oleh-oleh.
Chinatown Complex

Lensa Jalan lanjut ke Chinatown Complex, pusat belanja yang penuh warna dan pilihan. Di setiap lantainya, kamu bisa menemukan hampir semua kebutuhan. Mulai dari pakaian, aksesori, barang rumah tangga, hingga camilan lokal. Lensa Jalan sempat membeli beberapa oleh-oleh kecil dan harga yang ditawarkan cukup terjangkau, apalagi jika kamu berani menawar.
Dan yang paling Lensa jalan suka disini adalah area produk lokal dan kerajinan. Banyak toko kecil yang menjual barang unik buatan tangan, cocok kalau kamu mencari souvenir yang tidak pasaran. Suasananya ramai, namun tetap nyaman untuk berjalan santai dari satu kios ke kios lain.
5. Menikmati Kehidupan Malam (Nightlife)
Nah, buat kamu yang suka menjelajah Negara orang malam-malam, Chinatown juga punya tempat yang gak kalah seru dengan distrik lainnya.
Club Street & Ann Siang Hill

Pada malam hari Club Street & Ann Siang Hill suasananya langsung terasa berbeda—lebih hidup, modern, dan penuh energi. Deretan bar, restoran, dan kafe dengan interior stylish membuat kawasan ini terasa seperti pusat gaya hidup malam Singapura. Lensa Jalan sempat mampir ke beberapa toko kecil dan bar, dan suasananya sangat nyaman untuk bersantai setelah seharian berkeliling.
Yang membuatku betah adalah perpaduan bangunan heritage dengan modern nightlife. Lampu – lampu jalan yang hangat, musik lembut dari bar, dan jalan kecil yang rapi menciptakan atmosfir yang elegan namun tetap santai. Meski lebih dikenal sebagai area hiburan malam, kamu juga bisa menemukan beberapa toko kecil dan tempat nongkrong yang menarik.
Area bar disini rata – rata buka dari jam 17.00 – 01.00. Untuk ruang publiknya terbuka selama 24 jam.
Tips Praktis Mengunjungi Chinatown
Agar pengalamanmu maksimal, Lensa Jalan mau bagi tips berikut:
- Gunakan MRT. Turun di stasiun Chinatown (NE4/DT19). Ambil Exit A untuk langsung menuju Pagoda Street. Sistem transportasi Singapura sangat terintegrasi dan ini cara termurah.
- Waktu terbaik kesana adalah, pagi hari jam 09.00 untuk wisata kuil agar tidak panas, atau sore menjelang malam, jam 17.00 untuk kuliner dan suasana lampion.
- Pastikan kamu sudah membeli eSIM atau Roaming sebelum berangkat agar bisa terus update Google Maps. Lensa Jalan sendiri selalu memesan modem wifi atau sim card via aplikasi online dan mengambilnya di Bandara Changi saat mendarat. Lebih praktis!
FAQ
Q: Apakah Chinatown Singapura ramah untuk wisatawan Muslim?
A: Sangat ramah. Meskipun mayoritas etnis Tionghoa, tersedia banyak opsi restoran bersertifikat Halal, seperti di Chinatown Point atau Far East Square, dan akses ke Masjid Jamae Chulia di Mosque Street.
Q: Berapa budget yang perlu disiapkan untuk makan di Chinatown?
A: Untuk di Hawker Centre seperti Maxwell atau Chinatown Complex, kamu cukup menyiapkan SGD 5 – SGD 8 per porsi. Untuk restoran, siapkan SGD 20 – SGD 40 per orang.
Q: Apakah tiket masuk Buddha Tooth Relic Temple berbayar?
A: Tidak, tiket masuknya gratis untuk umum. Namun, donasi sukarela sangat dihargai.
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi Chinatown?
A: Lensa Jalan menyarankan alokasi waktu sekitar 3 hingga 4 jam untuk bisa menikmati suasana, makan, dan berfoto tanpa terburu-buru.
Nah, itu dia panduan lengkap kegiatan seru di Chinatown Singapura versi Lensa Jalan. Chinatown bukan hanya soal masa lalu, tapi bagaimana sejarah hidup berdampingan dengan modernitas.
Sudah siap menjelajah? Jangan lupa cek harga tiket atraksi terbaru di aplikasi kesayanganmu dan pastikan baterai kamera terisi penuh! Punya rekomendasi hidden gem lain di Chinatown? Tulis di kolom komentar ya!
